SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN PASANGGGIRI TEMBANG SUNDA – DAYA MAHASISWA SUNDA
Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran (PTSC) pertama kali diselenggarakan oleh DAMAS pada tahun 1962. PTSC ini merupakan lanjutan dari pasanggiri yang pernah dilaksanakan oleh organisasi Nonoman Sunda. Sasaran Pelaksanaan PTSC dari tahun ke tahun selalu berkembang sesuai dengan perkembangan dan target yang hendak dicapai.
Sebagai upaya pelestarian dan pengembangan tembang sunda cianjuran, kualitas penyelenggaran Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran selalu dikembangkan dan ditingkatkan. Pada penyelenggaraan PTSC II dan III, yaitu pada tahun 1964 dan 1966 lebih dititikberatkan pada upaya memperkenalkan dan memasyarakatkan tembang sunda cianjuran supaya lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat luas. Karena itulah pada penyelenggaran pasanggiri tersebut dibuka untuk tingkat SD,SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.
Kemudian pada penyelenggaran Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran VI, tahun 1969, sasarannya lebih dititikberatkan pada kualitas tembang-tembang yang dipasanggirikan yaitu dengan dimasukannya tembang-tembang yang berlaras salendro. Padahal pada saat itu tembang-tembang mamaos laras salendro kurang perhatian (kurang populer). Semenjak itulah mamaos laras salendro kembali menyebar di kalangan masyarakat (khususnya masyarakat tembang).
Selanjutnya Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran dilaksanakan pada tahun 1972, 1976, 1978, 1980, 1984, 1988, 1990, 1992, 1993, 1996 , 1999, 2001, 2003, 2006, 2009 dan terakhir penyelenggaraan yang ke-19 yaitu pada tahun 2012.
Pada penyelenggaran PTSC tahun 1999, dimasukan laras Mandalungan. Meskipun sifatnya hanya berupa pengenalan saja, diharapkan laras Mandalungan ini dapat lebih dikenal di dunia tembang Sunda yang pada gilirannya dapat memotivasi para pencipta lagu.
Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran yang diselenggarakan oleh Damas ini pada umumnya selalu dilaksanakan di Bandung, kecuali untuk pertama kalinya di luar bandung yaitu pada tahun 1988 dilaksanakan di Cianjur (kerja sama Damas dengan Pemda TK II Kabupaten Cianjur). Kemudian pada tahun 1990 dilaksanakan di Garut, tahun 2003 di Purwakarta dan tahun 2006 kembali di Garut.
Berdasarkan hasil evaluasi dari pelaksanaan sebelumnya, DAMAS perlu lebih meningkatkan lagi sistem Pasanggiri maupun sasarannya. Terlihat dari sistem kejuaraan. Disamping kejuaraan umum juga diadakan kejuaraan kelompok wanda.Tembang-tembang yang dipasanggirikan lebih banyak jumlahnya., dengan harapan para peserta akan lebih banyak lagi menguasai perbendaharaan lagu dari tiap laras, begitu pula dari segi rumpaka, di luar rumpaka asli yang sudah menyebar di masyarakat.